
Foto: Komandan Satuan Brimob (Dansat Brimob) Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto di Mapolda Metro (TVRINews/Nirmala Hanifah)
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Komandan Satuan Brimob (Dansat Brimob) Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto menuturkan pada kejadian ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara terdapat tiga lokasi tempat kejadian perkara (TKP) yakni di dalam masjid sekolah dan di area sekitar taman baca serta bank sampah.
Dimana, usai mendapatkan informasi terkait ledakan pihaknya segera melakukan langkah pertama seperti mengumpulkan informasi, mensterilkan lokasi, mencari kemungkinan adanya bom kedua (secondary device), serta melakukan penjinakan terhadap bahan peledak yang masih aktif.
Lebih lanjut, ia membeberkan berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut terdapat dua titik ledakan di dalam masjid yang berada di lingkungan sekolah tersebut.
“Di lokasi (dalam masjid) tim menemukan berbagai barang bukti seperti serpihan plastik, dua kawah ledakan (crater), paku baja dan seng, potongan tas, baterai, serta komponen rangkaian elektronik seperti switch rocker dan papan VCP,” ungkapnya.
“Dari temuan itu kami simpulkan ada dua bom yang meledak di dalam masjid. Bom tersebut menggunakan daya enam volt dari empat baterai A4, inisiator berupa electric match, bahan peledak berisi kalium klorat, dan dikendalikan menggunakan remote control,” sambungnya.
Ia menuturkan, karena ledakan tersebut menyebabkan korban mengalami luka, termasuk gangguan pada gendang telinga. Hal ini lantaran bom tersebut menyebabkan tekanan berlebih (overpressure) dan serpihan logam (shrapnel).
Selanjutnya, pada TKP di Taman Baca dan Bank Sampah tim Gegana menemukan bom aktif yang berada didalam kaleng minuman soda.
“Di Taman Baca kami temukan bom aktif dalam kaleng minuman bermerk Coca-Cola yang dilengkapi sumbu bakar, serta remote control di dekatnya,” kata Henik.
Dengan adanya penemuan tersebut, ia menuturkan jika pihaknya menduga bahwa pelaku meledakkan bom dari luar masjid dengan menggunakan kendali jarak jauh seperti remote.
Sementara itu, di Bank Sampah lanjutnya pihaknya menemukan empat bom. Dimana, dua di antaranya sudah meledak, meski tidak sempurna.
Kendati demikian, ia mengungkapkan jika dua bom lainnya yang masih aktif berhasil dijinakkan.
“Bom di Bank Sampah tidak memiliki rangkaian elektronik. Inisiatornya berupa sumbu bakar dengan bahan peledak yang sama, yaitu kalium klorat,” pungkasnya.
Editor: Redaktur TVRINews
