
Foto: Penyidik saat melakukan rekonstruksi kasus tewasnya kacab BRI di Mapolda Metro (TVRINews/Nirmala Hanifah)
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Fakta baru kembali terkuak dalam rekonstruksi kasus penculikan dan pembunuhan MIP, kepala cabang (kacab) bank BUMN, yang digelar di Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Senin, 17 November 2025 kemarin. Dimana, rekonstruksi tersebut mengungkap bahwa tiga oknum prajurit TNI terlibat dalam aksi kriminal yang menewaskan korban.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat, Kolonel Inf Donny Pramono, membenarkan temuan tersebut. Ketiga prajurit, berinisial Serka MN, Kopda FH, dan Serka FY, kini telah ditetapkan sebagai tersangka dan diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh Polisi Militer.
“Dalam perkembangan penyidikan, tiga oknum prajurit TNI telah ditetapkan sebagai tersangka. Proses hukum terus berjalan, dan seluruh oknum yang diduga terlibat telah diamankan,” ujar Donny dalam keterangan tertulis, Selasa, 18 November 2025.
Donny menegaskan bahwa setiap prajurit TNI yang melakukan pelanggaran hukum akan diproses secara tegas dan transparan sesuai ketentuan yang berlaku.
Fakta baru yang terkuak dari rangkaian rekonstruksi menunjukkan bahwa penculikan MIP dilakukan melalui persiapan yang sangat terencana. Rekonstruksi menggambarkan secara detail proses persiapan, eksekusi, hingga pembuangan korban di lahan kosong wilayah Bekasi.
Aksi bermula saat Erasmus Wawo dan kelompoknya berkumpul di sebuah warung kopi untuk menyusun rencana penculikan. Kopda Feri Herianto lalu memberikan Rp350.000 kepada Reviando Aquinas Handi untuk membeli perlengkapan seperti lakban, handuk kecil, masker, dan rokok.
Kelompok pelaku kemudian bergerak menggunakan dua mobil yakni Avanza putih dan Calya. Dalam perjalanan, Avanza sempat berhenti untuk menutup dua digit pelat nomor dengan lakban hitam, bagian dari upaya menghilangkan jejak.
Sesampainya di lokasi, para pelaku menunggu kehadiran korban. Saat MIP menuju mobilnya, Feri Herianto memberi sinyal kepada Erasmus bahwa target telah tiba. Korban langsung disergap dan dipaksa masuk ke dalam Avanza.
Di dalam mobil, korban meronta. Para pelaku menutup mata dan mulut korban serta menahan tubuhnya. Saat melintas di depan Kodam Jaya, korban kembali berusaha melawan, hingga Erasmus memukul paha korban dan menghantam jidatnya.
Para pelaku kemudian bertemu kelompok lain di Kemayoran yang menggunakan Fortuner hitam. Pada momen ini, fakta baru kembali terkuak yaitu pemindahan korban berlangsung dengan kekerasan, bahkan korban sempat berteriak meminta tolong sebelum kembali dilumpuhkan.
Setelah pemindahan, Feri Herianto menyerahkan Rp45 juta kepada Erasmus Wawo sebagai bayaran penculikan, yang kemudian dibagi kepada lima pelaku lainnya.
Di dalam Fortuner, kondisi korban semakin melemah. Perjalanan berlanjut hingga sekitar pukul 00.30 WIB, saat kendaraan tiba di lahan kosong di Kabupaten Bekasi. Di lokasi itu, korban dikeluarkan secara paksa, diseret, dan dibuang ke tanah oleh Mochamad Nasir.
Setelah meninggalkan lokasi pembuangan, para pelaku berganti pakaian di SPBU untuk menghilangkan jejak. Mereka kemudian berkumpul di sebuah kafe di kawasan Cibubur. Di tempat itu, mereka mengetahui bahwa korban telah ditemukan meninggal dan informasi tersebut sudah viral di media sosial. Mendengar kabar tersebut, salah satu pelaku, Johanes Joko, langsung membuang ponselnya.
Penyidik Iptu Tugianto menyampaikan bahwa rekonstruksi awalnya direncanakan hanya 47 adegan, namun bertambah menjadi 57 adegan setelah munculnya keterangan baru dari para tersangka
“Pertambahan adegan terkait pemindahan korban dari mobil Avanza ke Fortuner serta pemberian uang kepada eksekutor. Ada keterangan tersangka yang berbeda,” ujar Tugianto.
Editor: Redaksi TVRINews
